Pernikahan di Indonesia tidak hanya menjadi momen sakral bagi pasangan pengantin, tetapi juga sarat dengan tradisi dan budaya yang diwariskan turun-temurun. Salah satu ciri khas pernikahan adat Indonesia adalah banyaknya prosesi yang menyertainya, mulai dari lamaran, akad nikah, hingga pesta perayaan. Di antara rangkaian tersebut, ngunduh mantu dan resepsi pernikahan adalah dua istilah yang sering muncul, namun sering pula disalahartikan sebagai hal yang sama.
Padahal, meskipun keduanya merupakan acara perayaan, ngunduh mantu dan resepsi memiliki makna, pelaksanaan, dan tujuan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan mengulas perbedaan keduanya, serta bagaimana tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dalam pernikahan adat Indonesia, khususnya budaya Jawa.
Apa Itu Ngunduh Mantu?
Ngunduh mantu adalah salah satu tradisi pernikahan adat yang umum dijumpai dalam budaya Jawa, dan dalam beberapa kasus juga diterapkan di daerah lain di Indonesia. Secara etimologis, “ngunduh” berarti memetik atau mengambil hasil, sementara “mantu” berarti menantu. Dengan demikian, ngunduh mantu dapat diartikan sebagai “memetik menantu” atau “menyambut menantu”, yaitu mempelai wanita yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mempelai pria.
Makna dan Tujuan Ngunduh Mantu
Tujuan utama dari acara ini adalah sebagai bentuk penerimaan dan penghormatan kepada mempelai wanita oleh keluarga pihak pria.
Ngunduh mantu juga menjadi simbol pengakuan bahwa sang menantu telah sah menjadi anggota keluarga besar.
Pelaksanaan Tradisi Ngunduh Mantu
Ngunduh mantu biasanya dilakukan setelah akad nikah dan resepsi utama yang digelar oleh keluarga mempelai wanita. Acara ini dilaksanakan di kediaman keluarga pria, lengkap dengan prosesi adat, sajian makanan, serta undangan untuk kerabat dan tetangga sekitar.
Dalam beberapa daerah, ngunduh mantu bahkan memiliki prosesi tersendiri yang bisa sangat meriah, tergantung adat dan kemampuan keluarga. Namun, tidak semua pernikahan adat menyertakan acara ini.
Tradisi ini lebih lazim dilakukan pada pernikahan yang mengikuti adat Jawa atau daerah lain yang masih memegang kuat struktur adat.
Apa Itu Resepsi Pernikahan?
Resepsi pernikahan merupakan acara perayaan yang diadakan setelah prosesi sakral pernikahan, seperti akad nikah dalam Islam atau pemberkatan dalam agama Kristen.
Ini adalah momen ketika pasangan pengantin diperkenalkan kepada masyarakat, dan menjadi ajang silaturahmi antara keluarga besar kedua mempelai dengan para tamu undangan.
Tujuan dan Fungsi Resepsi
Tujuan dari resepsi adalah untuk:
- Merayakan pernikahan secara terbuka
- Memperkenalkan pasangan pengantin kepada kerabat dan masyarakat
- Menyatukan dua keluarga besar dalam suasana bahagia
Pelaksanaan Resepsi di Berbagai Daerah
Biasanya, resepsi diadakan oleh pihak keluarga mempelai wanita, meskipun tak jarang dilakukan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak. Bentuknya bisa sangat beragam, dari pesta sederhana hingga perayaan besar-besaran yang dilengkapi hiburan, sajian kuliner khas, bahkan pertunjukan seni tradisional.
Di beberapa adat, seperti dalam budaya Jawa, resepsi juga bisa melibatkan prosesi tambahan seperti temu manten atau upacara adat lain yang melambangkan penyatuan dua insan.
Perbedaan Antara Ngunduh Mantu dan Resepsi
Berikut ini adalah beberapa poin utama yang membedakan antara ngunduh mantu dan resepsi:
Aspek | Ngunduh Mantu | Resepsi Pernikahan |
---|---|---|
Waktu Pelaksanaan | Setelah akad nikah dan resepsi utama | Setelah akad nikah atau pemberkatan |
Pihak Penyelenggara | Keluarga mempelai pria | Umumnya keluarga mempelai wanita / bersama |
Tujuan | Menyambut menantu ke dalam keluarga besar | Merayakan pernikahan dan memperkenalkan pasangan |
Ciri Khas | Tradisi adat, lebih umum dalam budaya Jawa | Umum di semua daerah dengan bentuk beragam |
Ngunduh mantu dan resepsi adalah dua bentuk perayaan dalam pernikahan adat Indonesia yang masing-masing memiliki fungsi sosial dan budaya tersendiri. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antara dua individu, tetapi juga antara dua keluarga besar.
Dengan memahami perbedaan dan makna dari kedua prosesi ini, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya nusantara dalam setiap momen sakral pernikahan.
*Suka dengan artikel Acaranya ID? Ikuti kami di Google News! (klik bintangnya)