Acara pengajian sebelum pernikahan sering menjadi momen penuh makna bagi calon pengantin dan keluarga. Namun, mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sih susunan acara pengajian yang ideal?
Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memastikan acara berjalan dengan khidmat, namun tetap intim dan bersahaja?
Yuk, simak susunan acara pengajian berikut ini, lengkap dengan detail tiap sesi agar acara menjadi lebih terstruktur dan penuh berkah. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap untuk membantu calon pengantin memahami setiap tahapan dengan lebih baik.
Daftar Isi Artikel:
Contoh Susunan Acara Pengajian Sebelum Pernikahan
Pengajian sebelum pernikahan biasanya diselenggarakan H-5 sampai H-1 menjelang hari H pernikahan. Acara ini akan diselenggarakan di masing-masing kediaman calon pengantin dengan tujuan mendapatkan doa dan ridho dari Allah SWT.
Berikut ini, 8 rundown acara pengajian sebelum pernikahan yang wajib kamu ketahui.
1. Pembukaan Acara Pengajian
Setiap acara pengajian tentu dimulai dengan sesi pembukaan. Biasanya, pembawa acara (MC) akan membuka dengan sapaan kepada tamu undangan, diiringi dengan ucapan syukur atas kehadiran mereka. Pembukaan ini biasanya berisi pengantar singkat mengenai maksud dan tujuan diadakannya pengajian.
Sesi pembukaan penting untuk menciptakan suasana khidmat dan penuh doa. Selain itu, pembukaan yang dilakukan dengan baik bisa memfasilitasi fokus dan konsentrasi peserta agar siap mengikuti rangkaian acara selanjutnya. Hal ini bisa diawali dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan harapan agar pengajian berjalan lancar.
Sesi pembukaan pengajian biasanya tidak terlalu lama, hanya sekitar 10-15 menit. Ini bertujuan agar acara inti lebih cepat dimulai, sehingga jamaah bisa segera memasuki suasana pengajian yang lebih mendalam.
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Biasanya, yang membacakan ayat ini adalah seseorang yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan tartil dan fasih. Hal ini sangat penting, mengingat inti dari acara pengajian adalah mendekatkan diri kepada Tuhan melalui lantunan ayat-ayat suci.
Pembacaan ayat suci ini sering kali disertai dengan makna dan tafsir dari ayat yang dibacakan. Dengan demikian, jamaah tidak hanya mendengarkan, tapi juga memahami arti dari ayat yang disampaikan. Beberapa pengajian juga menyertakan terjemahan langsung agar lebih mudah dipahami oleh seluruh peserta.
Sesi pembacaan Al-Qur’an ini menjadi momen refleksi yang sangat mendalam, terutama bagi calon pengantin. Mereka biasanya merasa lebih siap dan tenang menjelang hari pernikahan.
3. Tausiyah atau Ceramah Agama
Tausiyah atau ceramah agama merupakan sesi utama dalam pengajian sebelum pernikahan. Dalam sesi ini, seorang ustaz atau penceramah akan memberikan nasihat-nasihat terkait pernikahan.
Materi yang dibawakan biasanya seputar tanggung jawab suami-istri, pentingnya komunikasi yang baik, hingga pentingnya membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Sesi tausiyah bertujuan untuk memberikan bekal spiritual bagi calon pengantin. Nasihat-nasihat yang disampaikan diharapkan dapat memperkuat mental dan spiritual calon pengantin, sehingga mereka lebih siap menghadapi fase kehidupan yang baru.
Ceramah dalam pengajian pernikahan sering kali memuat kutipan-kutipan hadis atau ayat Al-Qur’an yang relevan dengan kehidupan berumah tangga. Ini membantu mengingatkan kembali pentingnya menjaga hubungan harmonis dan penuh kasih sayang dalam pernikahan.
4. Doa Bersama untuk Calon Pengantin
Setelah mendengarkan ceramah, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Doa ini dipimpin oleh ustaz atau pemuka agama, dan fokusnya adalah mendoakan keselamatan serta kebahagiaan bagi calon pengantin di masa depan.
Tak jarang, doa yang dipanjatkan juga mencakup harapan agar rumah tangga yang akan dibangun menjadi langgeng dan penuh berkah.
Sesi doa bersama ini biasanya diikuti dengan isak tangis haru, terutama dari keluarga dekat. Suasana menjadi sangat khidmat, karena doa-doa yang dipanjatkan sangat personal dan penuh makna. Hal ini membuat pengajian sebelum pernikahan menjadi momen yang sangat menyentuh bagi semua yang hadir.
Momen doa bersama sering kali menjadi waktu introspeksi bagi calon pengantin dan keluarga, memperkuat niat baik dalam membangun rumah tangga yang bahagia.
BACA JUGA: Penulisan “Turut Mengundang” di Undangan yang benar
5. Makan Bersama
Setelah rangkaian acara pengajian selesai, biasanya dilanjutkan dengan sesi makan bersama. Makan bersama ini menjadi salah satu momen yang dinanti, karena selain menikmati hidangan lezat, sesi ini juga menjadi kesempatan untuk berbincang dan mempererat hubungan antar keluarga dan kerabat.
Dalam acara pengajian, makanan yang disajikan umumnya berupa hidangan khas daerah atau menu yang sederhana namun lezat.
Beberapa contoh menu yang sering disajikan adalah nasi tumpeng, nasi kebuli, atau makanan ringan seperti jajanan pasar dan kue tradisional. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dengan para tamu undangan.
6. Penutupan Acara dan Salam-Salaman
Sesi terakhir dalam susunan acara pengajian sebelum pernikahan adalah penutupan. Pada tahap ini, pembawa acara biasanya akan menutup acara dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan berpartisipasi. Acara pun diakhiri dengan salam-salaman antara tamu dan keluarga calon pengantin.
Momen salam-salaman ini menjadi kesempatan untuk saling meminta maaf dan memohon restu, terutama dari para sesepuh atau orang yang lebih tua. Tradisi ini sangat kuat dalam budaya Indonesia, sebagai simbol perpisahan masa lajang dan permohonan doa restu untuk memulai hidup baru.
Dilansir dari berbagai referensi, salam-salaman dalam acara pengajian sebelum pernikahan juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan kerabat yang hadir.
7. Pembagian Berkat atau Bingkisan
Sebagai bagian dari tradisi pengajian, tak lengkap rasanya tanpa adanya pembagian berkat atau bingkisan. Berkat ini bisa berupa makanan, kue, atau souvenir kecil yang diberikan kepada tamu sebagai tanda terima kasih atas kehadiran mereka. Meski terkesan sederhana, pembagian berkat menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak tamu.
Berkat yang diberikan biasanya disesuaikan dengan tema acara atau adat istiadat yang diikuti oleh keluarga calon pengantin. Sebagai contoh, dalam beberapa adat Jawa, berkat yang dibagikan sering kali berisi makanan khas daerah setempat sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu.
Pemberian bingkisan ini juga memiliki makna simbolis sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kebahagiaan kepada orang lain.
8. Dokumentasi dan Foto Bersama
Sesi dokumentasi menjadi bagian penting dalam acara pengajian sebelum pernikahan. Momen-momen berharga seperti doa bersama, pembacaan ayat suci, hingga salam-salaman biasanya diabadikan oleh fotografer atau videografer. Foto-foto ini sering kali menjadi kenangan indah bagi calon pengantin dan keluarga.
Momen foto bersama juga menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan dengan tamu undangan. Biasanya, keluarga besar akan mengabadikan momen ini dalam bentuk foto keluarga sebagai kenang-kenangan.
Sesi dokumentasi ini sering kali menjadi salah satu bagian paling menyenangkan dalam acara pengajian, karena di saat inilah senyum dan tawa menghiasi seluruh keluarga dan kerabat.
Acara pengajian sebelum pernikahan bukan hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan dengan keluarga dan teman-teman dekat. Setiap tahap dalam susunan acara, mulai dari pembukaan hingga penutupan, memiliki makna dan tujuan tersendiri.
Selain itu, dengan adanya pembacaan ayat suci, tausiyah, doa bersama, dan sesi salam-salaman, pengajian bisa menjadi momen yang sangat berkesan menjelang hari pernikahan.
Sebagai calon pengantin, mengikuti pengajian ini memberikan ketenangan batin dan persiapan mental yang lebih matang. Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini untuk menambah kekhusyukan menjelang hari bahagia!
Suka dengan artikel Acaranya ID? Ikuti kami di Google News!