Biaya Akad Nikah Ditanggung Siapa? Jangan Sampai Salah Paham!

5/5 - (2 suara)

Mempersiapkan pernikahan memang penuh dengan euforia, tetapi tak jarang juga diiringi dengan berbagai pertanyaan krusial yang bisa membuat pusing. Salah satu topik yang paling sering menjadi sumber kebingungan bahkan perdebatan kecil di antara calon pengantin dan keluarga adalah, “Sebenarnya, biaya akad nikah ditanggung siapa?”

Pertanyaan ini terdengar sederhana, namun jawabannya bisa sangat beragam, tergantung pada adat, kebiasaan keluarga, hingga kesepakatan modern antara kedua belah pihak. Kebingungan ini wajar, karena salah langkah dalam membahasnya bisa menimbulkan kesalahpahaman yang tidak diinginkan menjelang hari H.

Kami akan membahas tuntas mengenai siapa yang bertanggung jawab atas biaya akad nikah dari berbagai sudut pandang, mulai dari tradisi, pandangan agama, hingga solusi modern yang lebih fleksibel.

Membedah Tanggung Jawab Biaya Akad Nikah

Secara historis dan dalam banyak tradisi di Indonesia, tanggung jawab utama untuk membiayai prosesi akad nikah sering kali dibebankan kepada pihak mempelai pria. Ini sejalan dengan konsep bahwa pria adalah kepala keluarga yang akan menafkahi istrinya.

Biaya ini biasanya mencakup mahar (mas kawin) yang wajib hukumnya, biaya administrasi di Kantor Urusan Agama (KUA), hingga terkadang biaya untuk penghulu dan saksi. Anggapan ini begitu melekat sehingga menjadi ekspektasi umum di sebagian besar masyarakat.

Namun, zaman telah berubah. Saat ini, banyak pasangan yang memiliki kemandirian finansial dan lebih memandang pernikahan sebagai sebuah kemitraan yang setara sejak awal. Realitanya, pembagian biaya pernikahan, termasuk akad, menjadi jauh lebih fleksibel.

Tidak sedikit pasangan yang memutuskan untuk menanggung biaya bersama-sama (joint cost) atau membaginya berdasarkan pos-pos pengeluaran tertentu. Jadi, meskipun tradisi memberikan panduan, realita modern membuka ruang lebar untuk diskusi dan kesepakatan bersama.

Perspektif Pembagian Biaya Berdasarkan Adat dan Agama

memahami biaya akad nikah ditanggung siapa

Untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam, penting bagi kita untuk melihat bagaimana biaya akad nikah ini dipandang dari kacamata adat yang beragam di Indonesia serta dari perspektif agama.

Ini akan membantu Acaris menempatkan diskusi pada konteks yang tepat saat berbicara dengan keluarga.

Menurut Pandangan Umum dan Adat di Indonesia

Pesan Undangan Digital Hanya di Acaranya.id

Di Indonesia yang kaya akan budaya, tidak ada satu aturan tunggal yang berlaku. Namun, ada sebuah pola umum yang bisa kita lihat. Dalam banyak adat, seperti Jawa dan Sunda, pihak pria secara tradisional menanggung biaya yang berkaitan langsung dengan prosesi ijab kabul, termasuk mahar dan seserahan.

Mahar adalah simbol kesanggupan pria untuk menafkahi, sehingga biayanya mutlak menjadi tanggung jawab mempelai pria.

Sementara itu, pihak wanita sering kali lebih banyak mengambil peran dalam biaya yang berhubungan dengan acara setelah akad, seperti jamuan makan atau resepsi yang diselenggarakan di kediaman mereka.

Meski begitu, ini bukanlah aturan baku. Ada juga adat seperti di Minangkabau di mana tradisinya sedikit berbeda. Kuncinya adalah memahami latar belakang budaya masing-masing keluarga dan menjadikannya sebagai titik awal diskusi, bukan sebagai aturan kaku yang tidak bisa diubah.

Dalam Perspektif Islam

Dalam ajaran Islam, satu-satunya biaya yang secara eksplisit diwajibkan kepada mempelai pria adalah mahar atau mas kawin. Mahar adalah hak penuh bagi mempelai wanita dan menjadi syarat sahnya sebuah pernikahan. Besaran mahar pun tidak ditentukan, melainkan disesuaikan dengan kesanggupan pihak pria dan keridhoan pihak wanita, dengan anjuran untuk tidak memberatkan.

Di luar mahar, Islam tidak memberikan aturan spesifik mengenai pembagian biaya akad lainnya. Prinsip utamanya adalah musyawarah, kemudahan, dan menghindari pemborosan.

Biaya seperti administrasi KUA, sewa tempat, atau dekorasi bisa ditanggung oleh pihak pria, pihak wanita, atau bahkan bersama-sama berdasarkan kesepakatan. Yang terpenting adalah prosesnya tidak memberatkan salah satu pihak dan didasari oleh niat baik untuk membangun rumah tangga.

Rincian Biaya Akad Nikah yang Perlu Diperhatikan

Sebelum memutuskan siapa menanggung apa, langkah pertama yang paling bijak adalah membuat daftar rincian biayanya terlebih dahulu. Dengan mengetahui komponen-komponennya, Acaris dan pasangan bisa lebih mudah dalam berdiskusi dan mengalokasikan dana.

Berikut adalah beberapa komponen biaya yang umumnya ada dalam sebuah prosesi akad nikah:

  1. Biaya Administrasi KUA Jika akad nikah dilaksanakan di kantor KUA pada hari dan jam kerja, biayanya gratis. Namun, jika mengundang penghulu ke luar kantor atau di luar jam kerja, akan ada biaya layanan resmi yang harus dibayarkan ke negara.
  2. Mahar atau Mas Kawin Ini adalah biaya wajib dari pihak pria untuk wanita. Bentuk dan nilainya sesuai dengan kesepakatan kedua calon mempelai.
  3. Seserahan Meskipun bersifat tradisi, seserahan sering kali dianggap sebagai bagian dari paket akad. Biayanya biasanya ditanggung oleh pihak pria.
  4. Biaya Tempat dan Dekorasi Akad Jika akad diadakan di luar KUA, misalnya di rumah, masjid, atau gedung, maka akan ada biaya sewa tempat beserta dekorasinya.
  5. Busana dan Rias Pengantin Biaya untuk pakaian akad serta jasa rias pengantin untuk kedua mempelai.
  6. Dokumentasi (Foto dan Video) Untuk mengabadikan momen sakral, tentu diperlukan jasa fotografer dan videografer profesional.
  7. Cincin Kawin Umumnya, cincin kawin dibeli bersama atau menjadi tanggung jawab bersama, meski terkadang pihak pria yang menyiapkannya.
  8. Jamuan Makan Keluarga Setelah akad, biasanya ada acara makan bersama keluarga inti. Biaya ini juga perlu dimasukkan dalam anggaran.

BACA JUGA: Daftar Persiapan Pernikahan dalam 6 Bulan Sebelumnya

Komunikasi adalah Kunci Utama

komunikasi dalam menentukan biaya akad nikah

Setelah melihat berbagai perspektif dan rincian biayanya, kini saatnya membahas solusi paling ampuh, yaitu komunikasi. Tidak ada jawaban benar atau salah mengenai biaya akad nikah ditanggung siapa. Jawaban yang paling tepat adalah yang lahir dari diskusi yang jujur, terbuka, dan penuh pengertian antara Acaris, pasangan, dan kedua keluarga.

Lupakan ego dan ekspektasi sepihak, karena tujuan utamanya adalah memulai kehidupan baru dengan landasan yang kokoh.

Mulailah pembicaraan ini hanya berdua dengan pasangan terlebih dahulu. Pahami kondisi finansial masing-masing dan sampaikan harapan tanpa menuntut. Setelah kalian berdua menemukan titik temu, barulah presentasikan hasil diskusi tersebut kepada orang tua masing-masing dengan cara yang bijak.

Saat ini, ada beberapa skema pembagian biaya yang populer di kalangan pasangan modern yang bisa Acaris jadikan referensi:

  • Ditanggung Bersama (50/50) Semua biaya akad dan resepsi digabungkan, lalu totalnya dibagi dua sama rata. Ini adalah pilihan yang paling mencerminkan prinsip kesetaraan.
  • Pembagian Berdasarkan Pos Anggaran Misalnya, pihak pria menanggung biaya mahar, dokumentasi, dan cincin kawin. Sementara pihak wanita menanggung biaya tempat, dekorasi, dan konsumsi.
  • Sesuai Kemampuan Finansial Masing-Masing Pasangan yang memiliki pendapatan lebih besar bisa mengambil porsi yang lebih banyak. Keterbukaan finansial menjadi kunci dalam skema ini.
  • Melibatkan Bantuan Orang Tua secara Sukarela Jika orang tua menawarkan bantuan, terima dengan baik dan anggap sebagai hadiah, bukan kewajiban. Pastikan untuk tetap memegang kendali atas keputusan-keputusan utama.

Pada akhirnya, pertanyaan seputar biaya akad nikah ditanggung siapa tidak memiliki satu jawaban mutlak yang berlaku untuk semua orang. Tradisi dan agama memberikan kita panduan, namun keputusan akhir tetap berada di tangan Acaris dan pasangan melalui sebuah kesepakatan yang matang.

Hal terpenting bukanlah siapa yang membayar lebih banyak, melainkan bagaimana proses diskusi keuangan ini dapat memperkuat ikatan dan komitmen kalian berdua. Jadikan momen ini sebagai latihan pertama dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang sesungguhnya, yaitu dengan komunikasi dan kerja sama tim yang solid.


*Suka dengan artikel Acaranya ID? Ikuti kami di Google News! (klik bintangnya)

Acaranya ID

Acaranya ID

Layanan Undangan Digital Profesional ● Acaranya ID adalah #1 Jasa Pembuatan Undangan Online yang dipercaya ratusan pelanggan setiap bulannya. Tersedia 300+ desain undangan untuk acara pernikahan, ulang tahun, syukuran, khitan, hingga grand opening!